Mandatory Training Saja Tidak Cukup Belajar HR Itu Harus Bertahap, Terstruktur, dan Berkelanjutan

Oleh: Sekretaris Jenderal NHRI

7/17/20252 min read

Di tengah arus cepatnya perkembangan dunia kerja, banyak profesional Human Resources (HR) berlomba menguasai konsep-konsep modern seperti HR Business Partnering, People Analytics, atau Digital HR Strategy. Sayangnya, tak sedikit yang terjebak dalam fast-track learning — ingin cepat pintar tanpa membangun pondasi yang kuat.

Padahal, belajar HR itu bukan sprint. Tapi marathon. Butuh tahapan. Butuh kedalaman. Butuh pengulangan.

🚧 Mengapa HR Harus Belajar Dari Basic?

Setiap ilmu butuh fondasi. Demikian juga HR. Tanpa pemahaman mendalam tentang dasar-dasar ketenagakerjaan, struktur organisasi, sistem pengupahan, hubungan industrial, dan prinsip-prinsip hukum ketenagakerjaan, maka pemahaman HR menjadi rapuh.

Bukan hanya berisiko membuat kebijakan yang keliru atau tidak sah, tetapi juga bisa menimbulkan dampak hukum dan reputasi serius bagi perusahaan.

✅ Keuntungan Belajar HR Secara Bertahap
  1. Ilmu lebih terinternalisasi dan membumi.

  2. Pemahaman regulasi lebih komprehensif dan kontekstual.

  3. Siap menghadapi kasus nyata di lapangan.

  4. Tidak mudah “tergoda tren”, karena tahu pondasinya.

  5. Meningkatkan kepercayaan diri saat berhadapan dengan serikat pekerja, regulator, maupun manajemen.

❌ Risiko Jika Hanya Andalkan “Pelatihan Wajib”

Banyak perusahaan masih berpikir bahwa pelatihan HR cukup dilakukan satu kali dalam setahun, bersifat mandatory, dan bersifat administratif.

Sayangnya, ini adalah jebakan umum yang membuat SDM stagnan.

Mandatory training itu penting, tapi tidak cukup.

Tanpa pendekatan pembelajaran yang bertahap dan berkelanjutan, pelatihan hanya menjadi formalitas, bukan transformasi.

🔄 NHRI: Mendorong HR Menjadi Pembelajar Seumur Hidup

Sebagai komunitas HR yang inklusif dan kolaboratif, NHRI percaya bahwa setiap HR harus punya “Learning Journey”. Sebuah perjalanan belajar yang :

  • Bertahap (mulai dari administrasi hingga strategi)

  • Berbasis praktik (bukan hanya teori)

  • Diperkuat dengan refreshment rutin (update regulasi & tren industri)

  • Didukung komunitas (diskusi, kolaborasi, mentoring)

🧠 HR Masa Kini: Bukan Sekadar Tukang Data

Peran HR kini telah berevolusi. Dari tukang input data, menjadi arsitek budaya, strategic partner, dan guardian of fairness.

Dan semua itu tidak akan bisa dijalankan jika HR tidak membekali diri dengan pemahaman yang utuh—dari dasar hingga strategi.

Belajar HR bukan tentang seberapa cepat kamu tahu,

Tapi seberapa dalam kamu memahami, dan seberapa konsisten kamu tumbuh.

✨ Kesimpulan

🔹 Mandatory training hanya titik awal, bukan titik akhir.

🔹 HR harus terus belajar, tidak hanya karena kewajiban, tapi karena kesadaran profesi.

🔹 Mulailah dari basic, pelan-pelan naik, dan terus perbarui diri.

Bersama NHRI, mari kita bangun HR Indonesia yang kokoh, kolaboratif, dan relevan dengan zaman.