Ethics Check!
Sekjend NHRI
7/17/20252 min read


Hijack
Karyawan Kompetitor: Strategi Cerdas atau Etika yang Tergelincir?
🖋️ Insight Sekjend NHRI
Di dunia HR yang makin dinamis, perebutan talenta terbaik bukan lagi sekadar head-to-head dalam employer branding. Banyak perusahaan kini memakai strategi yang lebih tajam: mengincar langsung karyawan kompetitor—atau istilah kerennya, talent hijacking.
Tapi pertanyaannya:
🔍 Apakah ini sekadar strategi bisnis, atau sudah masuk ranah pelanggaran etika profesi?
🧠 Apa Itu Talent Hijacking?
Talent hijacking adalah praktik merekrut karyawan dari perusahaan kompetitor, biasanya secara langsung dan diam-diam, dengan tawaran gaji lebih tinggi, jabatan lebih strategis, atau janji lingkungan kerja lebih “sejahtera”.
Bagi sebagian HR:
“Kalau dia bagus dan kita butuh, kenapa enggak direkrut aja?”
Tapi… tunggu dulu.
Apakah prosesnya etis? Apakah ada risiko hukum? Apakah ini akan membentuk reputasi HR yang berkelas, atau justru bermasalah?
⚖️ Mari Bicara Etika!
Karyawan Bukan Barang
Setiap orang memang berhak menentukan masa depannya. Tapi jika HR merekrut dengan “merayu untuk lari” tanpa menghargai kontrak kerja atau loyalitas yang sedang berjalan, ini lebih mirip “pembajakan”, bukan rekrutmen etis.
“Mencari talenta boleh, tapi jangan memperlakukan orang seperti bidak catur.”
Cek Kontrak, Bukan Cuma CV
Banyak profesional menandatangani:
Klausul non-kompetisi
Perjanjian kerahasiaan (NDA)
Kontrak tetap dengan masa kerja tertentu
Jika HR tidak memeriksa ini, maka rekrutmen bisa menjerumuskan perusahaan ke dalam sengketa hukum atau tuduhan “ikut serta” dalam pelanggaran kontrak.
Reputasi Itu Segalanya
HR bukan calo. Kita adalah pengawal integritas organisasi. Bila perusahaan dikenal gemar “membajak”, maka:
Reputasi employer bisa hancur
Kolaborasi antar perusahaan sulit dibangun
Komunitas HR profesional bisa menjauh
🤝 Kalau Talenta Itu Memang Mau Pindah?
Kalau si kandidat memang ingin keluar dan datang sendiri (bukan karena dibujuk atau dimata-matai), maka proses bisa dilakukan secara fair & clean.
✅ Pastikan tidak sedang dalam masa kritis (misalnya kandidat sedang pegang proyek sensitif).
✅ Pastikan tidak ada kewajiban kontraktual yang dilanggar.
✅ Pastikan semua proses tertulis, transparan, dan saling menghormati.
🌐 Sikap NHRI:
“Recruit with Integrity”
Sebagai organisasi yang menaungi praktisi HR di seluruh Indonesia, NHRI menyerukan standar etik berikut:
✅ Hindari perekrutan agresif ke perusahaan yang sedang dalam kondisi krisis (PHK, investigasi, atau masalah hukum).
✅ Hormati masa kerja, perjanjian kerja, dan notice period kandidat.
✅ Jaga relasi antar HR lintas perusahaan dengan mengedepankan etika dan komunikasi terbuka.
🧾 Penutup
“Talenta hebat boleh direkrut, tapi integritas tak bisa dibajak.”
HR bukan sekadar tentang menemukan orang hebat. HR adalah tentang membangun sistem dan budaya yang sehat.
Mari rekrut dengan integritas.
Karena HR sejati bukan hanya mengejar angka—tapi membangun masa depan.